Memahami Sejarah dan Asal-Usul Makanan Nusantara Berbumbu Rempah

Sejarah Indonesia yang kaya menjadikan bumbu rempah sebagai ciri khas kuliner Nusantara. Bumbu rempah telah dikenal sejak abad ke-7 Masehi, ketika kerajaan Sriwijaya mengendalikan perdagangan rempah. "Rempah-rempah dulu bukan hanya bahan masakan, tapi juga komoditas perdagangan yang sangat berharga," jelas Dr. Gunawan Tjahjono, seorang pakar sejarah budaya Indonesia.

Kerajaan Majapahit kemudian melanjutkan tradisi ini, dengan bahkan menciptakan sajian khas, seperti rendang dan soto, yang berasal dari berbagai rempah. Sejarawan kuliner William Wongso mengatakan, "Rempah-rempah adalah jati diri dan kekayaan kuliner Indonesia. Makanan Nusantara berbumbu rempah mencerminkan sejarah dan budaya kita yang beragam."

Menyelami Keanekaragaman dan Manfaat Makanan Nusantara Berbumbu Rempah

Dari Sabang hingga Merauke, beragam ragam makanan Nusantara berbumbu rempah menunjukkan kekayaan cita rasa. Setiap daerah memiliki karakteristik rempahnya sendiri, memberikan nuansa rasa yang berbeda-beda. Ahli kuliner Bondan Winarno berpendapat, "Variasi rempah dalam kuliner Nusantara memperkaya palet rasa kita. Dari pedas, manis, asam, hingga gurih, semuanya ada dalam makanan berbumbu rempah."

Tidak hanya lezat, makanan berbumbu rempah juga memiliki manfaat kesehatan. Rempah seperti kunyit, jahe, dan cengkeh dikenal memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Menurut dr. Tirta Prawita Sari, seorang ahli nutrisi, "Konsumsi makanan berbumbu rempah dapat membantu meningkatkan sistem imun dan pencernaan."

Dalam penyajiannya, makanan berbumbu rempah juga mengedepankan kearifan lokal. Misalnya, penggunaan daun pisang sebagai pembungkus makanan, yang selain ramah lingkungan, juga memberikan aroma khas pada masakan.

Oleh karena itu, makanan Nusantara berbumbu rempah bukan hanya soal cita rasa, melainkan juga sejarah, budaya, dan manfaat kesehatan. Lebih dari sekadar makanan, ini adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan dan banggakan. "Makanan berbumbu rempah adalah identitas kita. Kita harus menjaga dan melestarikannya," tutup Bondan Winarno.

By admin